
Gaya hidup sustainable kini tidak lagi sekadar wacana, tetapi telah menjadi aksi nyata, terutama di kalangan anak muda. Salah satu tren yang sedang viral adalah event “Tukar Baju” atau clothing swap. Acara ini memungkinkan peserta menukar pakaian layak pakai yang sudah tidak digunakan dengan pakaian milik peserta lain, tanpa transaksi uang.
Tren ini viral karena beberapa faktor. Pertama, krisis ekonomi global membuat banyak orang, khususnya Gen-Z dan Milenial, lebih bijak dalam berbelanja. Kedua, meningkatnya kesadaran akan dampak lingkungan dari industri fast fashion yang rakus sumber daya dan menghasilkan limbah tekstil besar-besaran. Dengan tukar baju, siklus hidup pakaian diperpanjang.
Platform media sosial seperti TikTok dan Instagram dipenuhi dengan konten “haul” hasil tukar baju, menunjukkan bahwa fashion tetap bisa stylish tanpa harus selalu membeli baru. Event ini juga sering dikemas dengan talkshow tentang sustainable living, workshop repair baju, atau penggalangan dana, sehingga nilai komunitasnya sangat kuat.
Namun, tantangan seperti kualitas barang yang tidak merata dan potensi penyebaran kuman perlu diatasi dengan aturan main yang jelas dari penyelenggara. Secara keseluruhan, tren ini menandai pergeseran mindset dari konsumtif menjadi lebih kolaboratif dan bertanggung jawab terhadap bumi.


