Pembuka: Definisikan “Quiet Quitting” (bekerja sesuai deskripsi pekerjaan, tanpa hustle culture) dan “Bare Minimum Monday”.
Akar Permasalahan:
Burnout dan stres kerja kronis.
Ekspektasi kerja lembur yang dinormalisasi.
Batasan antara kehidupan kerja dan pribadi yang blur (terutama pasca-WFH).
Dampak bagi Perusahaan dan Karyawan:
Bagi Karyawan: Meningkatkan kesejahteraan mental, tetapi berpotensi menghambat perkembangan karier.
Bagi Perusahaan: Menurunnya produktivitas dan engagement, menjadi alarm untuk mengevaluasi budaya perusahaan.
Solusi dan Rekomendasi:
Bagi Perusahaan: Menerapkan kebijakan work-life balance, memberikan apresiasi, dan menciptakan lingkungan kerja yang suportif.
Bagi Individu: Komunikasi yang assertif, manajemen waktu, dan mencari makna dalam pekerjaan.
Kesimpulan: Fenomena ini adalah koreksi terhadap budaya kerja yang tidak sehat, mendorong terciptanya hubungan yang lebih seimbang antara pekerja dan perusahaan.
Dunia Maya – Tren terbaru yang sedang melanda anak muda Indonesia adalah memiliki "teman" virtual…
Jakarta – Kabar mengejutkan datang dari pasangan selebriti yang kerap dipandang sebagai pasangan sempurna, Lesti…
Seluruh Indonesia – Meski hari raya Idul Fitri masih beberapa minggu lagi, gelombang "pulang kampung"…
Dunia pendidikan Indonesia kembali tercoreng. Sebuah video berdurasi pendek yang menunjukkan aksi [Jenis Kekerasan, mis:…
bu-ibu rumah tangga dan pedagang kaki lima kembali mengeluh. Harga cabai rawit merah dalam beberapa…
Jakarta – Dalam upaya mempercepat pengembangan industri kendaraan listrik (EV) dalam negeri, pemerintah melalui Peraturan…