kdslot kdtoto dash88 dash88 login dash88 slot dash88 slot dash88 slot dash88 slot dash88 slot dash88 slot kdtoto login kdtoto togel kdtoto login kdtoto togel kdtoto login kdtoto togel kdtoto login kdtoto togel kdtoto login kdtoto togel kdtoto login kdtoto togel kdslot rtp kdslot apk slot online situs kdslot slot online kdslot online slot online kdslot login alternatif kdslot link alternatif kdslot gacor slot gacor kdslot daftar kdslot login kdslot rtp kdslot alternatif

Heboh ‘Rice’ dan Diet Karbo: Antara Tren Viral dan Kesehatan yang Terancam

Platform seperti TikTok dan Instagram kini ramai dengan tagar #dietnasi atau #rice, di mana banyak anak muda, terutama perempuan, membanggakan pola makan yang sangat membatasi asupan n nasi dan sumber karbohidrat kompleks lainnya. Mereka menggantinya dengan pilihan yang dianggap “lebih sehat” seperti sayuran tertentu atau protein, seringkali dengan porsi yang sangat minim.

Para ahli gizi dan dokter telah menyuarakan keprihatinan serius. Diet semacam ini, jika dilakukan tanpa pemahaman dan pengawasan, berisiko menyebabkan defisiensi energi, gangguan metabolisme, malnutrisi, hingga gangguan makan (eating disorder) seperti orthorexia. Karbohidrat, termasuk nasi, tetap dibutuhkan tubuh sebagai sumber energi utama, terutama untuk otak dan aktivitas fisik.

Fenomena ini menyoroti dua masalah besar:: literasi gizi masyarakat yang masih rendah dan pengaruh kuat influencer yang seringkali membagikan tips kesehatan tanpa dasar ilmiah atau tanggung jawab profesional. Tren ini juga kerap dikaitkan dengan standar kecantikan yang tidak realistis.

Solusinya terletak pada edukasi berkelanjutan. Masyarakat perlu diedukasi tentang prinsip gizi se seimbang sesuai “Isi Piringku” dari Kemenkes, dan diajak untuk lebih kritis terhadap informasi kesehatan di media sosial. Konsultasi dengan ahli gizi atau dokter tetap menjadi langkah paling aman untuk mengatur pola makan.

Scroll to Top